Perombakan Mendadak dari Puncak
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengumumkan perubahan struktur penting dalam tubuh federasi pada Selasa sore. Ia menghapus posisi Ketua Komite Wasit yang dulu ia pegang sendiri dan menggantinya dengan Yoshimi Ogawa. Pengumuman itu jadi bukti nyata bahwa PSSI Berubah Struktur demi meningkatkan profesionalisme dan transparansi dalam kepengurusan.
Baca juga: Kematian Ricky Hatton: Petinju Legendaris yang Pergi Terlalu Cepat

Ratu Tisha Tergusur dari Komite Teknik
Ratu Tisha Destria, yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua Umum II dan memimpin Komite Teknis dan Pengembangan PSSI, kini menyelesaikan masa jabatannya di posisi teknis tersebut. PSSI Berubah Struktur ketika Erick menunjuk Alexander Zwiers sebagai Direktur Teknik untuk menggantikan Ratu Tisha. Masyarakat menyimak dengan seksama karena perubahan ini membawa dampak besar bagi arah pengembangan sepak bola nasional.
Perubahan di Komite Disiplin & Banding
Erick Thohir juga mengganti ketua Komite Disiplin. Ia mengangkat Umar Husein menggantikan Eko Edwin. Komite Banding tetap dipimpin Ali Mukartono. Dengan keputusan ini, PSSI Berubah Struktur tidak hanya berdampak di teknis dan wasit, tetapi juga menyentuh aspek regulasi dan keadilan kompetisi.
Baca juga: Profil Fabrício Bruno: Bek Tangguh Brasil yang Kini Bersinar di Cruzeiro
Alasan Dibalik Reshuffle
Erick menyebut bahwa reshuffle muncul karena anggota Exco menerima banyak masukan mengenai kebutuhan evaluasi menyeluruh atas komite disiplin dan teknis. Ia menyatakan bahwa PSSI Berubah Struktur agar sistem kepengurusan tak stagnan dan mampu menjawab kritik publik serta aspirasi suporter yang mendambakan perubahan nyata.
Baca juga: Malaysia vs Palestina: Harimau Malaya Raih Kemenangan Tipis 1-0

Tantangan yang Muncul Sekaligus Harapan Baru
Masyarakat mencermati perubahan ini dengan harapan dan skeptisisme. Banyak pihak menilai bahwa perubahan posisi seperti penggantian posisi Wasit dan Teknis membawa angin segar, tapi mereka juga berharap PSSI Berubah Struktur tidak hanya jadi judul berita. Mereka menginginkan hasil lapangan: kualitas kompetisi meningkat, wasit jadi lebih objektif, dan pengembangan talenta lokal berjalan efektif.