
Patrick Kluivert
Kalau kamu sempat nonton sepak bola Eropa era akhir 90-an sampai awal 2000-an, pasti familiar banget dengan sosok Patrick Kluivert. Gayanya kalem, posturnya tinggi, tapi finishing-nya tajam. Ia bukan tipe striker yang banyak gaya, tapi justru sering muncul di saat yang paling dibutuhkan. Nama Patrick Kluivert bukan cuma besar di Belanda, tapi juga pernah jadi ikon di Liga Champions, Serie A, sampai La Liga. Menariknya, meskipun kariernya sempat naik turun, pengaruhnya di dunia sepak bola masih terasa sampai sekarang.
Awal Karier Patrick Kluivert yang Langsung Melejit
Patrick Kluivert lahir di Amsterdam pada 1 Juli 1976. Dari muda, ia memang sudah terlihat punya talenta luar biasa. Ia masuk akademi Ajax Amsterdam dan di sanalah semuanya dimulai. Ajax pada era 90-an dikenal sebagai pabriknya pemain muda berbakat, dan Kluivert jadi salah satu produk terbaiknya.
Yang bikin nama Patrick Kluivert langsung dikenal dunia adalah golnya di final Liga Champions 1995 saat Ajax menghadapi AC Milan. Waktu itu, Kluivert masih remaja. Tapi dia datang sebagai supersub dan mencetak gol kemenangan. Gol itu membuatnya langsung naik pangkat sebagai striker utama Ajax dan jadi sorotan media Eropa.
Gaya mainnya elegan tapi mematikan. Walau tubuhnya tinggi, dia lincah. Umpan satu-duanya halus. Bola-bola di kotak penalti bisa dia ubah jadi gol dalam satu sentuhan. Banyak yang menyamakan gaya main Patrick Kluivert dengan legenda-legenda Belanda lain seperti Marco van Basten, tapi Kluivert punya gaya uniknya sendiri.
Baca Juga: Nico Williams dan Impiannya Yang Selangkah Lagi Berseragam Barcelona
Petualangan Singkat di AC Milan
Setelah sukses di Ajax, Patrick Kluivert mencoba peruntungan di Italia. Ia pindah ke AC Milan pada tahun 1997. Sayangnya, periode ini bisa dibilang sebagai masa yang agak sulit buat Kluivert. Serie A pada saat itu sangat kompetitif dan dikenal sebagai liga yang ketat secara taktik dan defensif.
Meskipun sempat menunjukkan kilasan kualitasnya, Patrick Kluivert kurang menyatu dengan sistem permainan Milan. Ia cuma bertahan satu musim di San Siro sebelum akhirnya memutuskan untuk mencari suasana baru. Tapi dari sisi pengalaman, masa ini tetap penting dalam pembentukan mental dan kematangan Kluivert sebagai pemain top Eropa.
Baca Juga: Timnas Indonesia vs China: Pertarungan Kunci Menuju Piala Dunia
Masa Keemasan Bersama Barcelona

Tahun 1998, Patrick Kluivert pindah ke Spanyol dan bergabung dengan FC Barcelona. Di sinilah dia benar-benar menemukan performa terbaiknya. Bermain di bawah asuhan Louis van Gaal, yang juga mantan pelatihnya di Ajax, Kluivert kembali pada sistem yang cocok buatnya.
Selama enam musim di Camp Nou, Patrick Kluivert mencetak lebih dari 120 gol di semua kompetisi. Ia menjadi andalan utama di lini depan Barca, dikenal sebagai striker dengan finishing tajam dan sentuhan pertama yang luar biasa. Partner-nya di lini serang juga sering berganti, mulai dari Rivaldo sampai Saviola, tapi Kluivert tetap konsisten mencetak gol.
Yang menarik, Patrick Kluivert bukan striker egois. Ia suka bermain kombinasi dan tahu kapan harus memberi bola ke rekan. Itu salah satu alasan kenapa dia cocok dengan sistem permainan tiki-taka awal yang mulai dibangun Barcelona di masa itu.
Baca Juga: Klub Thailand Keluar Asosiasi: Awal Baru atau Kekacauan?
Kiprah Bersama Timnas Belanda
Di level internasional, Patrick Kluivert juga bersinar. Ia tampil di berbagai turnamen besar seperti Euro 1996, Piala Dunia 1998, dan Euro 2000. Salah satu momen paling ikonik tentu saat Euro 2000, di mana Kluivert mencetak hat-trick ke gawang Yugoslavia di babak perempat final.
Patrick Kluivert jadi salah satu top skor sepanjang masa timnas Belanda. Selama mengenakan jersey Oranje, dia mencetak 40 gol dalam 79 pertandingan. Statistik itu menempatkannya di jajaran striker legendaris Belanda sejajar dengan Ruud van Nistelrooy, Dennis Bergkamp, dan Robin van Persie.
Dia dikenal sebagai striker yang bisa mencetak gol dari berbagai situasi. Sundulan, sepakan kaki kanan, kaki kiri, semua bisa. Dia juga punya kontrol bola yang baik, jadi bukan cuma jago di kotak penalti, tapi juga bisa turun untuk bantu build-up.
Akhir Karier di Inggris dan Prancis
Setelah masa panjang di Barcelona, Patrick Kluivert sempat mencoba peruntungan di beberapa klub lain. Ia bermain untuk Newcastle United di Premier League. Meskipun usianya sudah tidak muda lagi, Kluivert masih bisa mencetak gol dan menunjukkan kelasnya.
Setelah dari Inggris, dia sempat bermain di Valencia dan Lille, tapi performanya tidak seimpresif saat di Spanyol. Namun demikian, karier panjangnya sebagai striker top di berbagai liga Eropa tetap bikin namanya dihormati sampai sekarang.
Baca Juga: Ngobrolin Soal Pemain Terbaik Abad Ini, Siapa Aja Ya?
Gaya Main dan Karakteristik Kluivert
Kalau ngomongin gaya main Patrick Kluivert, dia itu tipe striker yang lengkap. Posturnya tinggi, tapi bukan tipe striker kaku. Gerakannya halus dan cerdas. Dia tahu kapan harus tarik bek lawan, kapan harus cari ruang, dan kapan harus langsung eksekusi.
Satu hal yang membuat Patrick Kluivert disegani adalah ketenangannya di depan gawang. Dia nggak panik, nggak tergesa-gesa. Bahkan dalam tekanan, dia bisa tetap kontrol bola dengan baik lalu menyelesaikannya dengan elegan. Hal ini yang bikin dia beda dari striker-striker lain di masanya.
Selain itu, dia juga terkenal sebagai pemain yang cerdas secara taktik. Mungkin karena dibesarkan di sistem Ajax, Kluivert sangat paham bagaimana mengatur tempo serangan dan membaca pergerakan lawan. Nggak heran kalau setelah pensiun, dia langsung melangkah ke dunia kepelatihan.
Perjalanan di Dunia Kepelatihan

Setelah pensiun, Patrick Kluivert nggak langsung hilang dari dunia sepak bola. Ia masuk ke dunia kepelatihan dan manajemen. Salah satu peran pentingnya adalah ketika ia menjabat sebagai direktur sepak bola PSG. Di sana, ia mengatur strategi transfer dan membangun proyek tim jangka panjang.
Ia juga pernah menjadi asisten pelatih di timnas Belanda, dan sempat melatih tim-tim muda. Kluivert dikenal sebagai pelatih yang tenang, tak terlalu keras, tapi paham cara mendekati pemain muda. Gaya komunikasinya yang santai bikin dia gampang diterima di ruang ganti.
Meskipun karier kepelatihannya belum sebesar karier mainnya dulu, banyak yang yakin Patrick Kluivert masih punya potensi besar di dunia manajemen atau pelatihan. Apalagi dengan pengalamannya bermain di berbagai negara, ia punya sudut pandang luas soal gaya bermain dan taktik.
Jejak Keluarga yang Dilanjutkan Oleh Justin Kluivert
Menariknya, nama Patrick Kluivert nggak berhenti di generasinya saja. Anaknya, Justin Kluivert, juga mengikuti jejak sang ayah sebagai pesepakbola profesional. Justin sempat bermain untuk Ajax, kemudian pindah ke AS Roma, dan sekarang berpetualang di beberapa klub Eropa lainnya.
Meskipun gaya bermain mereka agak berbeda, warisan Patrick Kluivert tetap terasa dalam permainan Justin. Sama-sama lincah, sama-sama elegan, dan punya naluri menyerang tinggi. Nggak sedikit fans yang berharap Justin bisa menyamai, bahkan melampaui pencapaian ayahnya.
Patrick sendiri sangat mendukung karier anaknya. Dia nggak terlalu ikut campur, tapi selalu memberi nasihat saat dibutuhkan. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga dalam membentuk fondasi kuat seorang atlet.
Pengaruh Patrick Kluivert di Dunia Sepak Bola Modern
Meskipun sudah lama pensiun, nama Patrick Kluivert masih sering muncul saat media membahas striker-striker klasik. Banyak pelatih muda dan analis taktik yang menjadikan Kluivert sebagai contoh striker dengan keseimbangan fisik dan teknik.
Dia juga aktif di kegiatan sosial dan sepak bola komunitas. Kluivert dikenal punya perhatian besar terhadap pengembangan pemain muda, terutama di Belanda dan negara-negara berkembang. Ia percaya bahwa sepak bola bisa jadi alat perubahan sosial, dan ia mau terlibat langsung di dalamnya.
Saat bicara tentang striker klasik yang masih relevan dengan sepak bola modern, nama Patrick Kluivert hampir selalu disebut. Baik dari segi visi bermain, pergerakan tanpa bola, hingga sikap di lapangan, ia jadi panutan banyak pemain muda